"Kami sudah mengirimkan surat ke Kementerian Luar Negeri Kamboja. Isinya, agar kami dibantu dan diberitahu kalau tahu keberadaan Nunun," kata Duta Besar Indonesia untuk Kamboja, Soehardjono Sastromihardjo, kepada VIVAnews.com.
Namun, surat yang dikirim pada 9 Juni lalu itu belum mendapatkan jawaban. "Mungkin dalam proses. Yang pasti kami meminta agar Kemenlu Kamboja bisa berkoordinasi dengan pihak berwenang sana, seperti kepolisian dan pihak imigrasi," ujarnya.
Soehardjono menambahkan, hingga saat ini belum ada tim dari KPK yang datang ke Kamboja mencari Nunun. "Belum kontak kami, tapi kalau sudah datang dan belum memberitahu ya...saya tidak tahu. Mungkin hanya masalah waktu saja," terang Soehardjono.
Keimigrasian Thailand mencatat bahwa Nunun pergi dari Thailand ke Phnom Penh tanggal 23 Maret 2011. "Sampai sekarang masih ada di Phnom Penh atau nggak, kami nggak tahu. Tapi informasi itu adalah ke Phnom Penh tanggal 23 Maret," kata Menteri Hukum dan HAM, Patrialis Akbar.
Nunun sempat terendus berada di Thailand. KPK bahkan sudah mengirimkan empat penyidik ke sana untuk menjemputnya di negeri Gajah Putih itu.
Nunun menjadi tersangka sejak akhir Februari 2011. KPK menduga Nunun terlibat dalam kasus suap pemilihan Deputi Gubernur Bank Indonesia. Dia diduga memberikan sesuatu kepada anggota DPR periode 1999-2004.
http://nasional.vivanews.com/news/read/226058-cara-kbri-di-kamboja-bantu-kpk-cari-nunun
0 komentar:
Posting Komentar